Efek skala besar
•
Walaupun sukar untuk meramalkan arah dan lingkup
perkembangan kimia pada abad 21, jelas bahwa kimia di abad 21 harus menjaga
kesetimbangan yang baik dengan alam. Lebih lanjut, kimia harus mengembalikan
lingkungan yang pada derajat tertentu telah rusak. Kimia dan industri kimia
sebelum pertengahan abad 20 dibiarkan berkembang tanpa batasan dan
pertanggungjawaban. Kerusakan yang diakibatkan oleh perkembangan itu meluas di
mana-mana.
•
Baru pada pertengahan abad 20 itulah kita menyadari
bahwa kita telah kehilangan banyak akibat perkembangan industri kimia yang
cepat dan ekstensif. Tetapi orang yang menyadari masalah ini masih sedikit.
Lebih-lebih, tanggapan pemerintah dan masyarakat ilmiah tidak juga segera.
Namun, untungnya dengan waktu orang menyadari bahwa ada masalah.
•
Di awal gerakan lingkungan, efek langsung seperti
kerusakan lingkungan di dekat pabrik yang menjadi perhatian. Perlu beberapa
waktu sebelum orang mengkritisi industrinya.
•
Indikasi awal dampak kerusakan lingkungan oleh
produk tertentu bukan polusi di daerah industri atau perkotaan, tetapi
kerusakan alam yang lebih luas yang diisukan oleh ekologis Amerika Rachel
Carson (1907-1964). Ia mempublikasikan buku “Silent Spring” di tahun 1962 yang
kemudian menjadi buku terlaris di berbagai negara. Buku ini dengan jelas
memaparkan dampak penggunaan bahan kimia yang berlebihan di pertanian,
khususnya bahan kimia yang mengandung khlorin.
AKIBAT LIMBAH INDUSTRI Salah satu
dampak negatif dari keberadaan industri adalah terjadinya kerusakan lingkungan.
Industri memberikan dampak yang luar biasa terhadap kerusakan lingkungan yang
ada disekitarnya. Jenis industri yang paling berdampak bagi kerusakan
lingkungan adalah industri ekstraktif. Industri ekstraktif adalah industri yang
bergerak di bidang pengelolaan sumber daya alam, seperti industri pertambangan
dan industri pengeboran minyak, Industri pertambangan seringkali membuat
kerusakan lingkungan. Mulai dari hilangnya kawasan hutan hingga menyebabkan
pencemaran lingkungan yang menyebabkan lingkungan sekitar menjadi tercemar.
Penyebab
Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2)
dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan
oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar
organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk
mengabsorbsinya.
Akibat
Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang
sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan
ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon
dioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung
es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek
rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut
mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara
kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.
RUSAKNYA LAPISAN OZON
Ancaman yang diketahui terhadap keseimbangan ozon adalah kloroflorokarbon (CFC)
yang mengakibatkan menipisnya lapisan ozon. CFC digunakan oleh masyarakat
modern dengan cara yang tidak terkira banyaknya, misalnya dengan :
AC, kulkas, bahan dorong dalam penyembur (aerosol), diantaranya kaleng semprot
untuk pengharum ruangan, penyemprot rambut atau parfum, pembuatan busa, bahan
pelarut terutama bagi kilang-kilang elektronik
Satu buah molekul CFC memiliki masa hidup 50 hingga 100 tahun dalam atmosfer
sebelum dihapuskan. Dalam waktu kira-kira 5 tahun, CFC bergerak naik dengan
perlahan ke dalam stratosfer (10 – 50 km). Molekul CFC terurai setelah
bercampur dengan sinar UV, dan membebaskan atom KLORIN. Atom klorin ini
berupaya memusnahkan ozon dan menghasilkan LUBANG OZON. Penipisan lapisan ozon
akan menyebabkan lebih banyak sinar UV memasuki bumi.