Sabtu, 08 Desember 2012

Rambut Sebagai Indikator Penyakit

Rambut sering disebut sebagai mahkota wanita. Sebagian besar wanita sangat peduli akan penampilan rambutnya sehingga mereka rela mengeluarkan biaya yang tidak murah untuk melakukan perawatan rambut. Jauh dari itu, rambut memiliki fungsi lain yang tidak banyak diketahui oleh orang- orang. Beberapa rahasia dalam tubuh kita dapat dideteksi melalui analisa rambut. Cara tersebut diperkenalkan oleh sebuah perusahaan di Indonesia yang merupakan cabang resmi dari Trace Element Inc. Texas, Amerika Serikat di Jakarta pada pertengahan tahun 2001. Penelitian di Amerika menemukan bahwa pria yang mengalami kebotakan ternyata lebih pintar dari pria yang tidak mengalami kebotakan. Rata- rata mereka memiliki 4 sampai 5 poin lebih tinggi dalam tes IQ Dalam hubungannya dengan kesehatan , rambut pun dapat dijadikan indicator untuk mendeteksi beberapa penyakit atau kelainan yang diderita seseorang. Penipisan rambut sering menjadi tanda- tanda bahwa seorang wanita tengah memiliki bayi dalam enam bulan terakhir dimana tubuh banyak kehilangan nutrisi penting bagi pertumbuhan rambut pada masa kehamilan dan menyusui. Selain itu Rambut tipis juga dapat menandakan bahwa Anda kekurangan zat besi. Studi University of Western Ontario, Kanada, mengungkap bahwa rambut bisa menjadi indikator adanya gangguan kesehatan jantung. Seperti dikutip dari laman Times of India, setiap helai rambut mengandung hormon stres yang disebut kortisol dimana hormone ini biasanya dilepas tubuh saat mengalami stress atau reaksi psikologis dan fisiologis atas perubahan situasi yang tidak dapat diterimanya. Oleh karena pertumbuhan rambut yang lambat kira-kira 0,5 – 0,4 mm setiap harinya ( Gunanjar 1995 ), rambut dapat mencerminkan akumulasi kortisol dalam jangka waktu yang relative lebih lama. Sementara pemeriksaan kortisol dalam air liur atau urin cenderung hanya memperlihatkan tingkat stres sesaat. Penelitian dilakukan dengan memeriksa sampel rambut 56 penderita serangan jantung di Meir Medical Centre di Kfar-Saba, Israel. Hasil itu dibandingkan dengan sampel rambut sejumlah orang yang tak memiliki masalah kesehatan jantung. Hasilnya, sampel rambut penderita penyakit jantung mengantung kadar kortisol sangat tinggi. Tingkat stress yang tinggi dan Merasa lelah terus-menerus juga dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh yang mengurangi kemampuan tubuh untuk melawan jamur yang menyebabkan kotombe Akshay Batra, seorang trichologist atau ahli kulit kepala dan rambut dari India yang sempat diwawancarai saat peluncuran bukunya Hair: Everything You Ever Wanted To Know, mengungkapkan bahwa rambut memiliki kandungan medis yang signifikan. Dengan melihat rambut, seseorang bisa didiagnosa berbagai macam penyakit yang sulit untuk didiagnosa, seperti penyakit jantung, diabetes, tiroid dan anemia. Analisis rambut dapat digunakan untuk mendeteksi keparahan kondisi anak dengan autis. Pada anak sindrom autis parah, merkuri yang terdeteksi di rambut biasanya sangat rendah karena merkuri masih belum dapat dikeluarkan tubuh. (Ahmad Syidad F.E) Sumber http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php/Search.html?act=tampil&id=25556&idc=7 http://m.inilah.com/read/detail/1847656/cara-baru-deteksi-kesehatan-lewat-organ-tubuh http://beritasae.blogspot.com/2010/09/cara-deteksi-penyakit-jantung-lewat.html http://duniafitnes.com/news/diabetes-bisa-terdeteksi-lewat-tes-rambut.html http://health.detik.com/read/2012/07/17/182730/1967721/763/8-penyakit-yang-memicu-kerontokan-rambut http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/04/analisa-rambut-untuk-anak-penyandang-autisme/ http://www.kesekolah.com/artikel-dan-berita/kesehatan/rambut-bisa-menyingkap-adanya-racun.html Sumber Gambar: http://indiatoday.intoday.in/story/tips-for-healthy-hair/1/212317.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar