Sintesis senyawa organik jauh lebih sukar dibandingkan sintesis senyawa
anorganik. Kelahiran kimia organik dinisbahkan pada sintesis urea CO(NH2)2
(suatu senyawa organik umum) dengan memanaskan amonium sianat (senyawa
anorganik), pertama dilakukan oleh kimiawan Friedrich Wöhler
(1800-1882). Hanya akhir-akhir ini saja desain dan sintesis senyawa yang
diinginkan mungkin dilakukan.
Reaksi yang digunakan dalam sintesis organik dapat digolongkan menjadi dua golongan:
1. Pembentukan ikatan karbon karbon
2. Pengubahan gugus fungsi
A. Reaksi Grignard
Anda pasti melihat bahwa magnisium terikat langsung dengan karbon.
Senyawa semacam ini yang sering disebut sebagai reagen Grignard dengan
ikatan C-logam dimasukkan dalam golongan senyawa organologam. Ikatan
C-logam sangat labil dan mudah menghasilkan kabanion seperti CH3-
setelah putusnya ikatan logam-karbon. Ion karbanion cenderung menyerang
atom karbom bermuatan positif. Telah dikenal luas bahwa atom karbon
gugus aldehida atau gugus keton bermuatan positif karena berikatan
dengan atom oksigen yang elektronegatif. Atom karbon ini akan diserang
oleh karbanion menghasilkan adduct yang akan menghasilkan alkohol
sekunder dari aldehida atau alkohol terseir dari keton setelah
hidrolisis.
B. Reaksi Diels Alder
Gaya dorong reaksi Grignard adalah tarik-menarik antara dua muatan
listrik yang berbeda antara dua atom karbon. Reaksi semacam ini disebut
dengan reaksi ionik atau reaksi polar. Ada pula jenis lain reaksi
organik. Salah satunyaa adalah reaksi radikal, yang gaya dorongnya
adalah radikal reaktif yang dihasilkan dalam reaksi. Bila dihasilkan
radikal fenil, radikal ini akan menyerang molekul benzene akan
menghasilkan bifenil.
Di tahun 1965, dua kimiawan Amerika, Woodward dan Roald Hoffmann (1935-)
menjelaskan bahwa jenis reaksi ini bukan reaksi ionik maupun reaksi
radikal, tetapi reaksi yang dihasilkan oleh tumpang tindih orbital
molekul dua reaktan. Interpretas ini memungkinakan elusidasi mekanisme
reaksi yang sebelumnya belum dikenal.
Menurut mereka, interaksi yang disukai akan ada bila salah satu reaktan
(misalnya butadiena) memiliki empat elektron π dan reaktan lain
(misalnya anhidrida maleat) memiliki elektron πmenghasilkan produk
siklik. Dapat ditunjukkan bahwa orbital molekul yang terisi dengan
energi tertinggi [highest occupied molecular orbitals (HOMO)] dan
orbital molekul tak terisi terendah [lowest unoccupied molecular
orbitals (LUMO)] yang mngatur jalannya reaksi. Pada waktu yang sama
Kenichi Fukui (1918-1999) menamakan orbital-orbital ini orbital frontir
(frontier orbital).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar